Sunday, November 21, 2010

Luka Bakar COMBUSTIO

Luka Bakar

Luka bakar adalah kerusakan jaringan karena kontak dengan agens, termal, kimiawi, atau listrik. Keparahan luka bakar dikaji dengan menentukan (1) kedalaman cedera luka bakar, (2) persentase area permukaan tubuh yang terkena, dan (3) keterlibatan bagian tubuh khusus. Ada empat jenis utama luka bakar: termal, kimia, listrik, dan radioaktif.

Patofisiologi Luka Bakar
Keparahan luka bakar menentukan derajat perubahan yang tampak di dalam organ-organ dan sistem tubuh. Cedera termal menimbulkan luka terbuka karena kulit yang rusak. Setelah luka bakar, perfusi kulit menurun karena pembuluh darah tersumbat dan terjadi vasokonstriksi. Volume intravaskular menurun karena cairan merembes dari ruang intravaskular ke ruang interstisial karena permeabilitas kapiler meningkat. Cedera paru juga dapat terjadi karena inhalasi asap, nap, atau iritan lain. Pada luka bakar mayor, curah jantung menurun dan aliran darah ke hati, ginjal, dan saluran gastrointestinal juga terganggu. Anak dengan luka bakar mayor berada dalam keadaan hipermetabolik sehingga mengonsumsi oksigen dan kalori dengan cepat.
Terdapat beberapa tipe/derajat luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan, yaitu:
Luka bakar derajat I:
• Kerusakan terbatas pada bagian superfisial epidermis.
• Kulit kering, hiperemik memberikan efloresensi berupa eritema.
• Tidak dijumpai bula (bula/lepuh atau hullo adalah gelembung berisi cairan).
• Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
• Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.
• Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari.

Luka bakar derajat II:
• Kerusakan epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi (pernanahan).
• Dijumpai bula.
• Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal.
• Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
• Dibedakan menjadi 2 (dua):
A.Derajat II dangkal (superficial):
• Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
• Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
• Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari.
B. Derajat II dalam (deep):
• Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
• Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh.
• Penyembuhan terjadi lebih lama, tegantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan

Luka bakar derajat III:
• Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan sebagian lapisan lebih dalam.
• Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
• Tidak dijumpai bula.
• Kulit yang terbakar berwarna abu-abu clan pucat. Kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar akibat koagulasi protein pada lapis epidermis dan dermis (dikenal dengan sebutan eskar).
• Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
• Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka, maupun apendises kulit.

Gambaran Klinis luka Bakar
• Luka bakar derajat pertama superfisial ditandai oleh kemerahan dan nyeri. Dapat timbul lepuh setelah 24 jam dan kemudian kulit mungkin terkelupas.
• Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superfisial ditandai
oleh terjadinya lepuh (dalam beberapa menit) dan nyeri hebat
• Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial dalam ditandai oleh lepuh, atau jaringan kering yang sangat tipis yang menutupi luka yang kemudian terkelupas. Luka mungkin tidak nyeri.
• Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh tampak datar, tipis, dan kering. Dapat ditemukan koagulasi pembuluh darah. Kulit mungkin tampak putih, merah atau hitam dan kasar.
• Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau mungkin tampak sebagai daerah keperakan yang menjadi gembung. Luka bakar listrik biasanya timbul di titik kontak listrik. Kerusakan internal akibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih parah daripada luka yang tampak di bagian luar.
Diagnosis Luka Bakar
• Diagnosis mungkin ditegakkan bila inspeksi dilakukan pada area luka bakar yang kecil dan tidak mengalami komplikasi. Namun, untuk luka bakar yang luas, the American Burn Association merekomendasikan untuk melakukan penilaian tambahan. Bila luka bakar mengenai wajah atau leher, atau luas permukaan tubuh dengan persentase yang besar, pemeriksaan jalan napas sangat penting untuk memberikan intubasi akibat edema jalan napas. Selain itu, penentuan mekanisme cedera dan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk mengetahui daerah lain yang mengalami trauma perlu dilakukan.
• Rumus sembilan digunakan untuk mengevaluasi persentase luas tubuh yang terbakar pada orang dewasa (usia di atas 15 tahun). Diagram Lund dan Browder digunakan untuk menentukan luas luka bakar pada anak.
• Pengeluaran urine diawasi secara cermat selama periode syok luka bakar dan setelah penutupan kapiler. Hal ini untuk mengevaluasi keberhasilan pemberian cairan selama syok luka bakar. Kapiler mestinya tertutup kembali bila haluaran urine kembali normal.
• Kedalaman luka dievaluasi untuk menentukan terapi pembedahan dan eksisi luka.

Penatalaksanaan Luka Bakar
Pengobatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan beratnya luka bakar sena pertimbangan penyebabnya. Resusitasi cairan penting dalam menangani kehilangan cairan intravaskular. Oksigen diberikan melalui masker atau ventilasi buatan. Luka bakarnya sendiri dapat ditutupi balutan steril basalt atau kering. Penambahan obat topikal dapat juga diindikasikan. Luka bakar berat memerlukan debridemen luka dan transplantasi. Anak yang menderita luka bakar akan mendapatkan analgesik atau narkotik untuk mengurangi nyerinya. Pada luka bakar berat, kebutuhan nutrisi dipenuhi dengan memberikan diet tinggi kalori atau dukungan nutrisi intravena
.
Daftar Pustaka
Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin
Armageddon 2 : Antara Petaka dan Rahmat Oleh Wisnu Sasongko
Buku Saku Keperawatan Pediatri ed 5 Oleh Cecily Lynn Betz & Linda A. Sowden

No comments:

Post a Comment